Bab pembagian kalimat (Kitab at Tuhfah as Saniyah Syarah Muqodimah Al Ajurumiyah)
وَأَقۡسَامُهُ ثَلَاثَةٌ: اسۡمٌ وَفِعۡلٌ وَحَرۡفٌ جَاءَ لِمَعۡنًى
Pembagian kalimat ada tiga, yaitu isim, fi’il, dan huruf yang datang untuk suatu makna.
وَأَقُولُ: الْأَلْفَاظُ الَّتِي كَانَ الْعَرَبُ يَسْتَعْمِلُونَهَا فِي كَلَامِهِمْ، وَنُقِلَتْ إِلَيْنَا عَنْهُمْ؛ فَنَحْنُ نَتَكَلَّمُ بِهَا فِي مُحَاوَرَاتِنَا وَدُرُوسِنَا، وَنَقْرَؤُهَا فِي كُتُبِنَا، وَنَكْتُبُ بِهَا إِلَى أَهْلِينَا وَأَصْدِقَائِنَا؛ لَا يَخْلُو وَاحِدٌ مِنْهَا عَنْ أَنْ يَكُونَ وَاحِدًا مِنْ ثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ: الْإِسْمُ وَالْفِعْلُ وَالْحَرْفُ
Saya (Mushonnif at Tuhfah as Saniyah) berkata : Lafadz-lafadz yang digunakan oleh orang Arab dalam percakapan mereka, serta yang sampai kepada kita, yang kemudian kita gunakan dalam banyak percakapan dan pelajaran-pelajaran, begitu pula lafadz yang kita baca dalam kitab-kitab, dan yang dengannya kita menulis (surat) untuk keluarga dan sahabat-sahabat kita, maka (semua lafadz-lafadz tersebut) tidak ada satupun yang keluar dari salah satu tiga pembagian di atas, yaitu isim, fi’il, dan huruf.
أَمَّا الْإِسْمُ فَهُوَ فِي اللُّغَةِ: مَا دَلَّ عَلَى مُسَمًّى، وَفِي اصْطِلَاحِ النَّحْوِيِّينَ: كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلَى مَعْنًى فِي نَفْسِهَا وَلَمْ تَقْتَرِنْ بِزَمَانٍ، نَحْوُ: مُحَمَّدٌ وَعَلِيٌّ، وَرَجُلٌ، وَجَمَلٌ، وَنَهْرٌ، وَتُفَّاحَةٌ وَلَيْمُونَةٌ، وَعَصَا؛ فَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْ هَذِهِ الْأَلْفَاظِ يَدُلُّ عَلَى مَعْنًى، وَلَيْسَ الزَّمَانُ دَاخِلًا فِي مَعْنَاهُ، فَيَكُونُ اسْمًا
Isim secara bahasa artinya kata yang menunjukkan sesuatu yang dinamai. Adapun menurut istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna pada dirinya dan tidak terkait dengan waktu. Contoh:
مُحَمَّدٌ (Muhammad)، عَلِيٌّ (Ali)، رَجُلٌ (Laki-laki)، جَمَلٌ(Unta)، نَهْرٌ (Sungai)، تُفَّاحَةٌ (Apel)، لَيْمُونَةٌ (Lemon)، عَصَا (Tongkat)
Setiap satu dari lafadz-lafadz di atas menunjukkan suatu makna dan tidak mengandung waktu dalam maknanya, sehingga seluruh lafadz diatas termasuk isim.
وَأَمَّا الْفِعْلُ فَهُوَ فِي اللُّغَةِ: الْحَدَثُ، وَفِي اصْطِلَاحِ النَّحْوِيِّينَ: كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلَى مَعْنًى فِي نَفْسِهَا وَاقْترَنَتْ بِأَحَدِ الْأَزْمِنَةِ الثَّلَاثَةِ، الَّتِي هِيَ: الْمَاضِي، وَالْحَالُ، وَالْمُسْتَقْبَلُ، نَحْوُ: (كَتَبَ) فَإِنَّهُ كَلِمَةٌ دَالَّةٌ عَلَى مَعْنًى وَهُوَ الْكِتَابَةُ، وَهَذَا الْمَعْنَى مُقْتَرِنٌ بِالزَّمَانِ الْمَاضِي؛ وَنَحْوُ: (يَكْتُبُ) فَإِنَّهُ دَالٌّ عَلَى مَعْنًى -وَهُوَ الْكِتَابَةُ أَيْضًا- وَهَذَا الْمَعْنَى مُقْتَرِنٌ بِالزَّمَانِ الْحَاضِرِ، وَنَحْوُ: (اكْتُبْ) فَإِنَّهُ كَلِمَةٌ دَالَّةٌ عَلَى مَعْنًى -وَهُوَ الْكِتَابَةُ أَيْضًا- وَهَذَا مَعْنًى مُقْتَرِنٌ بِالزَّمَانِ الْمُسْتَقْبَلِ الَّذِي بَعْدَ زَمَانِ التَّكَلُّمِ
Fi’il secara bahasa adalah peristiwa. Sedangkan dalam istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna (pekerjaan) pada dirinya dan terkait dengan salah satu dari tiga macam waktu, yaitu : madhi (waktu lampau), haal (waktu sekarang), dan mustaqbal (waktu yang akan datang). Contoh :
كَتَبَ (telah menulis)
Kata di atas adalah kata yang menunjukkan suatu makna (pekerjaan), yaitu penulisan. Dan makna ini terkait dengan waktu lampau. Contoh lain :
يَكْتُبُ (sedang menulis)
Kata di atas menunjukkan suatu makna (pekerjaan), yaitu penulisan. Dan makna ini terkait dengan waktu yang sedang berlangsung. Contoh lain :
اكْتُبْ (tulislah)
Kata di atas adalah kata yang menunjukkan suatu makna, yaitu penulisan. Dan makna ini terkait dengan waktu yang akan datang, yaitu waktu yang terjadi setelah waktu pembicaraan.
وَمِثْلُ هَذِهِ الْأَلْفَاظِ: نَصَرَ وَيَنْصُرُ وَانْصُرْ، وَفَهِمَ وَيَفْهَمُ وَافْهَمْ، وَعَلِمَ وَيَعْلَمُ وَاعْلَمْ، وَجَلَسَ وَيَجْلِسُ وَاجْلِسْ، وَضَرَبَ وَيَضْرِبُ وَاضْرِبْ
Contoh lafazh-lafaz fi’il adalah:
نَصَرَ – يَنْصُرُ – انْصُرْ
(Telah menolong – sedang menolong – tolonglah)
فَهِمَ – يَفْهَمُ – افْهَمْ
(Telah memahami – sedang memahami – pahamilah)
عَلِمَ – يَعْلَمُ – اعْلَمْ
(Telah mengetahui – sedang mengetahui – ketahuilah)
جَلَسَ – يَجْلِسُ – اجْلِسْ
(Telah duduk – sedang duduk – duduklah)
ضَرَبَ – يَضْرِبُ – اضْرِبْ
(Telah memukul – sedang memukul – pukullah)
وَالْفِعْلُ عَلَى ثَلَاثَةِ أَنْوَاعٍ : مَاضٍ وَمُضَارِعٌ وَأَمْرٌ
فَالْمَاضِي: مَا دَلَّ عَلَى حَدَثٍ وَقَعَ فِي الزَّمَانِ الَّذِي قَبْلَ زَمَانِ التَّكَلُّمِ، نَحْوُ: كَتَبَ وَفَهِمَ وَخَرَجَ وَسَمِعَ وَأَبْصَرَ وَتَكَلَّمَ وَاسْتَغْفَرَ وَاشْتَرَكَ
Fi’il ada tiga macam, yaitu fi’il madhi, mudhari’, dan amr.
Adapun fi’il madhi adalah kata yang menunjukkan suatu peristiwa/perbuatan yang terjadi pada sebelum waktu pembicaraan. Contoh:
كَتَبَ (telah menulis)
فَهِمَ (telah memahami)
خَرَجَ (telah keluar)
سَمِعَ (telah mendengar)
أَبْصَرَ (telah melihat)
تَكَلَّمَ (telah berbicara)
اسْتَغْفَرَ (telah beristigfar)
اشْتَرَكَ (telah bersekutu)
وَالْمُضَارِعُ: مَا دَلَّ عَلَى حَدَثٍ يَقَعُ فِي زَمَانِ التَّكَلُّمِ أَوْ بَعْدَهُ، نَحْوُ: يَكْتُبُ وَيَفْهَمُ وَيَخْرُجُ وَيَسْمَعُ وَيَنْصُرُ وَيَتَكَلَّمُ وَيَسْتَغْفِرُ وَيَشْتَرِكُ
Fi’il mudhari’ adalah kata yang menunjukkan suatu peristiwa yang terjadi ketika waktu pembicaraan atau setelahnya. Contoh :
يَكْتُبُ (sedang/akan menulis)
يَفْهَمُ (sedang/akan menulis)
يَخْرُجُ (sedang/akan menulis)
يَسْمَعُ (sedang/akan mendengar)
يَنْصُرُ (sedang/akan menolong)
يَتَكَلَّمُ ( sedang/akan berbicara)
يَسْتَغْفِرُ (sedang/akan beristigfar)
يَشْتَرِكُ (sedang/akan bersekutu)
وَالْأَمْرُ: مَا دَلَّ عَلَى حَدَثٍ يُطْلَبُ حُصُولُهُ بَعْدَ زَمَانِ التَّكَلُّمِ، نَحْوُ: اكْتُبْ وَافْهَمْ وَاخْرُجْ وَاسْمَعْ وَانْصُرْ وَتَكَلَّمْ وَاسْتَغْفِرْ وَاشْتَرِكْ.
Fi’il amr adalah kata yang menunjukkan suatu peristiwa/perbuatan yang dituntut untuk mewujudkannya setelah waktu pembicaraan. Contoh:
اكْتُبْ (tulislah)
افْهَمْ (pahamilah)
اخْرُجْ (keluarlah)
اسْمَعْ (dergakanlah)
انْصُرْ (tolonglah)
تَكَلَّمْ (berbcaralah)
اسْتَغْفِرْ (beristigfarlah)
اشْتَرِكْ (bersekutulah)
وَأَمَّا الْحَرْفُ فَهُوَ فِي اللُّغَةِ: الطَّرَفُ، وَفِي اصْطِلَاحِ النُّحَاةِ: كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلَى مَعْنًى فِي غَيْرِهَا، نَحْوُ: (مِنْ)، فَإِنَّ هَذَا اللَّفْظَ كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلَى مَعْنًى -وَهُوَ الْإِبْتِدَاءُ- وَهَذَا الْمَعْنَى لَا يَتِمُّ حَتَّى تَضُمَّ إِلَى هَذِهِ الْكَلِمَةِ غَيْرَهَا، فَتَقُولُ: (ذَهَبْتُ مِنَ الْبَيْتِ) مَثَلًا.
Adapun huruf secara bahasa artinya tepi/ujung. Sedangkan secara istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna jika bersambung dengan kata selainnya. Contohnya: (مِنْ) lafazh ini adalah sebuah kata yang menunjukkan suatu makna yaitu permulaan (dari). Dan makna ini tidak akan sempurna hingga engkau gabungkan kata ini dengan kata lain. Contoh:
ذَهَبْتُ مِنَ الْبَيْتِ
(Saya telah pergi dari rumah)
أَمْثِلَةٌ لِلْإِسْمِ: كِتَابٌ، قَلَمٌ، دَوَاةٌ، كُرَّاسَةٌ، جَرِيدَةٌ، خَلِيلٌ، صَالِحٌ، عِمْرَانُ، وَرَقَةٌ، سَبْعٌ، حِمَارٌ، ذِئْبٌ، نَمِرٌ، فَهْدٌ، بُرْتُقَالَةٌ، كمَّثراةٌ، نَرْجِسَةٌ، وَرْدَةٌ، هَؤُلَاءِ، أَنْتُمْ
Contoh – contoh isim :
كِتَابٌ (buku)، قَلَمٌ (pena)، دَوَاةٌ (tinta)، كُرَّاسَةٌ (buku tulis)، جَرِيدَةٌ (surat kabar)، خَلِيلٌ (sahabat karib)، صَالِحٌ (orang shalih)، عُمْرَانُ (bangunan)، وَرَقَةٌ (kertas)، سَبُعٌ (binatang buas)، حِمَارٌ (keledai)، ذِئْبٌ (serigala)، نَمِرٌ (macan tutul)، فَهْدٌ (harimau)، بُرْتُقَالَةٌ (jeruk)، كُمَّثراةٌ (buah peer)، نَرْجِسَةٌ (bunga narjis)، وَرْدَةٌ (mawar)، هَؤُلَاءِ (mereka)، أَنْتُمْ (kalian)
أَمْثِلَةٌ لِلْفِعْلِ: سَافَرَ يُسَافِرُ سَافِرْ، قَالَ يَقُولُ قُلْ، أَمِنَ يَأْمَنُ إِيمَنْ، رَضِيَ يَرْضَى ارْضَ، صَدَقَ يَصْدُقُ اصْدُقْ، اجْتَهَدَ يَجْتَهِدُ اجْتَهِدْ، اسْتَغْفَرَ يَسْتَغْفِرُ اسْتَغْفِرْ.
Contoh – contoh fi’il :
سَافَرَ يُسَافِرُ سَافِرْ (bersafar)
قَالَ يَقُولُ قُلْ (berkata)
أَمِنَ يَأْمَنُ إِيمَنْ (aman)
رَضِيَ يَرْضَى ارْضَ (ridha)
صَدَقَ يَصْدُقُ اصْدُقْ (benar/jujur)
اجْتَهَدَ يَجْتَهِدُ اجْتَهِدْ (bersungguh-sungguh)
اسْتَغْفَرَ يَسْتَغْفِرُ اسْتَغْفِرْ (meminta ampunan)
أَمْثِلَةٌ لِلْحَرْفِ: مِنْ، إِلَى، عَنْ، عَلَى، إِلَّا، لَكِنْ، إِنَّ، أَنْ، بَلَى، بَلْ، قَدْ، سَوْفَ، حَتَّى، لَمْ، لَا، لَنْ، لَوْ، لَمَّا، لَعَلَّ، مَا، لَاتَ، لَيْتَ، إِنْ، ثُمَّ، أَوْ
Contoh – contoh huruf :
مِنْ (dari)، إِلَى (ke)، عَنْ، (dari) عَلَى (atas)، إِلَّا (kecuali)، لَكِنْ (akan tetapi)، إِنَّ (sesungguhnya)، أَنْ (hendaknya)، بَلَى (ya)، بَلْ (bahkan)، قَدْ (sungguh)، سَوْفَ (akan)، حَتَّى (hingga/sampai)، لَمْ (belum)، لَا (tidak)، لَنْ (tidak akan)، لَوْ (jika/seandainya)، لَمَّا (tatkala)، لَعَلَّ (semoga)، مَا (bukan/tidak)، لَاتَ (aduhai)، لَيْتَ (aduhai)، إِنْ (jika)، ثُمَّ (kemudian)، أَوْ (atau)