Para Nabi ‘alaihimussalam tidak mewariskan harta benda, tapi ilmu agama; ilmu yang mengantarkan hamba ke surga dan menyelamatkannya dari neraka.
Gambaran jalannya, seperti yang dijelaskan Ibnul Qayyim rahimahullah berikut ini,
ولا ينال العلم إلا بهجر اللذّات وتطليق الراحة. قال مسلم في” صحيحه”: قال يحيى بن أبي كثير: لا يُنال العلم براحة الجسم
وقال إبراهيم الحربي: أجمع عقلاء كل أمة أن النعيم لا يُدرك بالنعيم، ومَن آثر الراحة فاتته الراحة. فما لصاحب اللذات وما لدرجة وراثة الأنبياء
“Ilmu syar‘i hanya bisa diraih dengan meninggalkan kelezatan dan menceraikan istirahat. Imam Muslim berkata dalam kitab Shahih-nya: Yahya bin Abi Katsir bertutur, “Ilmu tidak bisa digapai dengan tubuh yang santai.”
Ibrahim al-Harbi menuturkan, “Tiap orang berakal dari seluruh umat sepakat bahwa kenikmatan tidak bisa dicapai dengan cara yang nikmat. Siapa yang lebih memilih rehat maka dia tidak akan merasakan rehat (sesungguhnya).”
Jelas berbeda antara orang yang selalu memilih hidup nyaman dengan orang yang menjadi pewaris para nabi!” (Miftah Daar as-Sa‘adah, 1/399-400)
Sumber : https://t.me/nasehatetam